Wednesday, May 18, 2011

Barat – Batak Rantau!!!

BARAT!!!!!...(Batak Rantau)




Oleh : L. A van Mhanoorunk

        Tiiittt…Aku terkejut mendengar suara klakson yang menggema di sampingku. “Hufttt…ternyata aku telah sampai juga di kota ini…kota kembang ini. Kata orang seh”.
Kalau dipikir-pikir, kota ini dapat julukan dari mana ya?. Jangankan bunga, pepohonan pun jarang tumbuh di sepanjang jalan kota yang kutelusuri. “Weiss…weiss…weisss”…
Tiga gadis cantik melewatiku begitu saja. Hmm…sejenak aku terpana dengan keanggunan ketiganya. Mataku yang sejak tadi terpaku oleh hamparan jalan tol dan kebun teh Walini (yahh…kesebut mereknya), kali ini benar-benar lossst, seperti ada yang menggelitik dan berkata..
“Akulah kembang itu”….
Tanpa sadar aku mengikuti ketiga gadis itu dan langsung menaiki angkot berwarna hijau. Aneh bin ajaib, seakan merasa diikuti, salah seorang dari ketiga gadis itu tersenyum padaku.
“Putusss”.
Semakin berdebar jantungku melihatnya. Mengapa dia tersenyum? Apakah ada cabe di gigiku? Hmm…aku yakin, dia hanya belum pernah melihat pria setampan aku. Hanya itu yang kuyakini sekarang. Harus yakin mamenttt…
Aku membalas senyuman itu. Anehnya ketiga wanita itu malah terseyum serempak sembari menatapku.
“Putusss”..
Ada apa gerangan? Apa ada yang salah?
Hmmm...aku yakin…sepertinya memang ada cabe di gigiku…

Brmmm…cittt…akhirnya angkot ini berhenti juga. Sejak dari tadi aku berkata..
”Pinggir pak!! Pinggir pak!!”.
Si angkot tetap saja melenggang tanpa henti. Namun, setalah kukatakan..
“Kiri pir!!”.
Barulah si angkot ini benar-benar berhenti. Mendadak lagi. Aku turun, karena salah jurusan. Ketiga gadis itu telah mengelabuiku. Aku jadi salah naik angkot dibuatnya. Mereka benar-benar menodai aku yang begitu polos sebagai seorang pendatang. Sungguh, tak termaafkan. Aku dibuatnya kehilangan dua ribu rupiah. Dalam hatiku berkata..
“Jadi salah sapa donk? Salah tukang bajigur?”…
Yahh..sepertinya salah ketiga gadis itu. Siapa suruh lewat di depanku. Mereka tidak minta izin terlebih dahulu, bahwasannya kalau mereka itu cewek cantik. Aku terpesona jadinya. Sehingga mataku berbinar-binar ria, ingin terus mengekori mereka…
“behhh..kenlappp (kain lap maksudnya)”..
Beginilah nasib anak perantaun cuyy. Tak apalah, baru sampai, sudah salah naik angkot. Tapi, sing penting aku maseh berada dalam kota. Positif thinking mament. Tinggal nanya paling dan....
“yahh…yahhh…putuss dahh”
..brrr….brrrr…brrrr…
Belum habis berpikir positif. ehh…malah hujan yang datang…brrrrrr…brrrrrr….
“yahhh..ahh”..
Kesimpulannya!!..Aku sebenarnya ada di kota hujan atau kota kembang?????…
“inaaannnggggg (panggilan ibu dalam suku Batak)…jauh kale aku salah jurusannya?”…



…teng..gukk…gukkk..gukk..gukkk…teng..gukkk…gukk..gukk…teng…gukkk..gukkk….eeeeessherrrrholddonnnn….
“Arggghh….terlalu menganggu ne ringtone sms”
Aku dibangunkan oleh ringtone anjing itu. Hmm..sebenarnya bukan ringtone anjing sehh. Tapi ringtone opening Mr. Bean, yang gantenk itu (pasti tau lahh?). Ada sms ternyata. Aku lihat…kuraba…kuterawang…
“Hmm, napa tak bisa dibuka-buka ni pesan?…
Ohhh…ternyata..Aku hilaf rupanya. Keypad nya belum dibuka. Walau dengan setengah nyawa, aku berusaha memandang pesan yang tertulis dilayar hanpongku (handphone-red).
”Selamat..bla..bla…bla…ketik reg spasi…teett (sensor mamenntt)..kirim ke….xxx”…
“Behh…kenlap….mengganggu  privasi orang saja”.
Bayangin aja, ini pesan cuma tentang..”selamat anda mendapatkan ini, ini, dan ini... Tapi pada kalimat menjelang akhir berbunyi…”Ketik reg spasi..zzzz”…Aahhh…ini sama saja dengan pembodohan. Pada awalnya, feel tiap orang yang membaca dibuat seolah-olah sedang naik daun keberuntungannya. Sehingga mereka benar-benar gembira, tanpa memperdulikan makna kata demi kata selanjutnya. So..jangan heran kalau-kalau banyak juga orang yang mau meladeni sms seperti ini. Tanpa sadar bahwa sebenarnya peluang untuk mendapatkan rewardnya hanya sekian persen saja..
“Hmm…dasar..bodoh sekali mereka itu..bisa-bisanya tertipu oleh sms seperti ini...sama sekali tidak brintelektual penipuannya”
Hufftt..orang seperti aku tidak akan mudah tertipu dengan hal kayak genean…So pasti donk mamennt…wong aku ini kan POL-TAK…Polos tapi berotak…Yakin lahhh!!!
..Aku baca kembali sms tersebut dengan seksama…
 “hmm…boleh juga ne undian…pesennya masuknya pagi-pagi lagi”…
Jadi..kemungkinannya, pengirim tercepat bisa dapat peluang paling besar. Kalau dipikir secara logika berdasarkan daya intelektualku, aku mungkin orang pertama yang mendapatkan kiriman pesan ini. Jadi, kalau aku sesegera mungkin mengikuti undian ini, maka peluang aku justru lebih terbuka. Apalagi dalam pesan tersebut ditampilkan…”Buruan..jadilah pengirim pertama yang mendapatkan hadiahnya”. Hmm..dengan segala keyakinan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, maka dengan polosnya, hatiku berkata….
“Ikutilah kata hatimu….kata hati thu terkadang jauh lebih tepat tujuannya dibandingkn pertimbangan lainnya”…
Dengan senyum lebar dibalut dengan bintik daun singkong yg tumbuh di gigi (bekas nasi padang tadi malam), aku pun memutuskan..
“Ini hari yang hebat…yakin mamenttt”….
Click send…..
Cek pulsa..”biaya sms terakhir adalah Rp. 2000”…
“Weeisss..tak apolah. 2000 rupiah jadi bisa dapat seratus ribu, seberapa besar lah itu?”.
Kupandang keluar, hari begitu cerah diiringi oleh suara kicauan burung. Aku pun semakin yakin. Ini hari hebat. Aku tersenyum puas…puas…puas….
..dan..pada akhirnya…aku tenggelam sendiri pada kepolosan berotakku…
“Mandi dulu ahhh”…
..teng..teng…gukk…gukk…gukkk… New message receive….
“Selamat!!…Anda mendapatkan…bla…bla…bla…”





Kulirik jam tangan Seikoku (yang kesebut mereknya, bayar royalti yee). Seiko kinetic mamentt!! Tanpa battere, anti air, dan anti krat. Tapi, ada satu hal yang meragukan. Jam ini pemberian Opungku --kakek dalam suku batak— yang dia beli—katanya sehh-- sejak aku lahir, tepatnya 18 tahun yang lalu. Jadi sudah kebayangkan jadulnya jam tangan ini. Tak apolah, yang penting ini pemberian tulus Opungku. Semoga jadi restu yang baik buatku diperantauan. Ohh iyaa!! Fokus-fokus jadwal hari ini…
Pukul 13.00 siang, jadwal pergi belanja. Belanja keperluan anak kostan gitu dehh. Rencananya mau ditemani oleh abang-abang atau kakak orang batak gitu. Yupp…abang dan kakak orang batak..coz, daku memang orang batak sebenarnya…
Aku bertemu mereka setelah aku selesai melakukan registrasi di sebuah kampus negeri ternama di kota kembang. Pada waktu itu, aku sedang keluar dari ruangan registrasi. Namun, beberapa mahasiswa yang berbusana rapi, lengkap dengan almmaternya, datang menghampiriku. Hmm..kelihatannya sehh, seperti sudah senior. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat perawakan mereka yang terlihat banyak berfikir keras…Walaupun, aku sebenarnya juga bingung,…Bingung sekeras apa sehh pikiran seorang mahasiswa?
“Jurusan apa dik?”, salah seorang dari mereka menanyaiku.
…aku terdiam terpaku…wong yang nanya…cuantikkkk geneee
Ada juga yang bilang…
“Jurusan apa neng?”,
Lohh…maksudnyoo ndok?…Sepertinya memang bukan aku yang dimaksud.
Namun ada yang langsung pede berkata….
”Jurusan sejarah yaaa?”…kali ini yang bertanya seorang senior laki-laki, dengan tampang memelas….
Sesaat aku tertengun….
..”iya bang..aku jurusan Pendidikan Sejarah…kok bisa tahu kau bang?”, tanyaku..
…Si senior sedikit terkejut, lalu berkata…
…”Wahh orang Medan yaa…jarang-jarang orang Medan mau masuk jurusan sejarah...hmmm…saya tahu kamu jurusan sejarah..karena dilihat dari bentukmu saja sudah keliatan kalo kamu thu layak untuk dimuseumkan”….
…aku mengerenyitkan dahi…
“…karena, orang langka seperti kamu, harus diberikan tempat khusus. Karena semakin antik dirimu..semakin bernilai harganya…”, lanjutnya dengan wajah pede.
Aku pun terpana mendengar kata kata itu. Walaupun aku sendiri bingung, antara senang atau tidak mengenai ucapannya tentang museum, langka ataupun tentang antik. Tapi, its oke mamentt…Aku tetap bangga dengan ucapannya barusan. Lebih tepatnya, pada bagian…”smkin antik, smkin brnilai hrganya”…
“huahahhahahahha”….aku tertawa dalam hati..
Lalu aku berjalan dengan bangga mengikuti ajakannya, menuju sebuah stan bernuansa, sedikit klasik…Jurusan Pendidikan Sejarah…..SEJARAH mamennttt!!!!
“Luther!!..ter!!”…aku terbangun dari lamunanku. Hmm..sepertinya ada yang memanggil nama sakralku…
..”ohh..bang Parlin…dari mana kau bang?” tanyaku membalas sapaannya, yang sedang berjalan kecil kearahku..
“Dari tempat kak lina dek barusan..ehh,katanya kau mau belanja barang ya dek?”...
“Iya bang…waktu registrasi dah janjian ma kakak ma abang PMK --sebuah unit kegiatan mahasiswa yang bersifat kerohanian, yang anggotanya agak di dominasi orang-orang Batak--..mau nemeni belanja barang kostan katanya”…
..”ohh ya dah lahh..bareng ma aku ajalah kalo gitu yaa?..coz, lina juga tadi ngomong ma aku mau ke Sukajadi bareng Maru (mahasiswa baru-red)..ehh rupanya, kaunya ternyata Marunyaa”….jawabnya dengan sedikit pandangan meremehkan…
“Ohhh..gitu yaa bang..yowes, aku ngikut ajalah bang!!”...jawabku sambil mengartikan mimiknya yang tak sedap dipandang itu…
Tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk pungung ku….
..”woiii..dah pada kumpul yaa?”…, tanya seorang wanita yang  kukenal bernama Uli
“i-iya kaak”..jawabku agak terkejut
..”Li..kita jalan sekarang yukk..bisi (mana tahu-red) kehujanan ntar sore”…ajak Parlin dengan mimik khawatir..
…Aku dan kak Uli mengiyakan ajakan bang Parlin..yahh…Sebagai junior mah, yang penting nurut aja..Mengikuti kata senior yang lebih berpengalaman, mungkin jadi solusi yang bijak sebagai proses adaptasi..…ehh..by the way in the buswaynaon daku sudah pakai logat Sunda ya? Secepat itukah terkontaminasinya? Hmm…sepertinya, pengarang novel, hanya memaksakan penulisannya saja…
Kulirik jam tangan Seikoku. Pukul 13.45. Hmm…ternyata jadwal ngaret tidak hanya ada di Medan saja. Ohh yaa…aku bertemu senior-senior batak ini tak berapa lama setelah aku berkunjung ke stan Sejarah. Pada waktu itu pergi mencari makan di sekitar kampus. Namun tanpa sengaja, aku mendengar sebuah percakapan beberapa mahasiswa dalam sebuah stan. Yang membuatku tertarik adalah, dair cara berbicara mereka, baik itu logat ataupun bahasanya, merupakan sesuatu hal yang tidak asing bagku…yuppss..mereka bisa disimpulkan orang yang berasal dari daerah seperti aku, dari Medan. Tanpa sungkan aku langsung menyapa mereka dan memberi salam. Setelah beberapa perkenalan singkat, akhirnya aku  mengetahui bahwa tempat tersebut merupakan stan Unit Kegiatan Mahasiswa yang bersifat kerohanian. Namun, anggotanya kebanyakan berasal dari Sumatera, terutama dari Sumatera Utara. Selain itu ada juga yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia seperti dari Kalimantan, Sulawesi, NTT hingga Papua. Hanya sebagian kecil saja yang berasal dari Pulau Jawa. Yahh..bisa dibilang, stan ini cukup pas buatku selaku anak perantauan, yang telah jauh meninggalkan kampung halamnnya…Sedih gituuu !!
Selagi aku melamun barusan, ternyata aku bersama dua seniorku sudah berada di dalam sebuah ruang kendaraan yang dipenuhi orang. Orang-orang tersebut duduk menghadap depan, sesuai dengan posisi bangkunya. Yahh..bisa disimpulkan kami sedang berada dalam sebuah bus angkutan umum. Bus ini sepertinya milik dinas pemerintah daerah. Namun, sepanjang perjalanan ini, ada yang membuat hatiku sedari tadi cemas tak karuan…
Bus ini besarnya seperti bus biasa yang menjadi angkutan umum antar kota. Namun versi ekonominya..ehh bukan..very-very ekonomi mament! Yang membuat hatiku was-was, bukan hanya soal pencopet atau bau kentut seseorang yang tentu saja bisa menyebabkan aroma terapi khas yang menggelegar. Sehigga dapat dibayangkan, kemungkinan dapat membuat seluruh penumpang pingsan ataupun, sukur-sukur berkata seperti ini..
astaggfirullahh…moga orang yang buang angin barusan diberikan kesehatan yang lebih dari Yang Maha Kuasa”…
Namun, yang paling mencemaskan adalah bentuk dan kondisi fisik bus ini. Bayangkan saja saudara, dimana-mana banyak terdapat cat yang mengelupas. Belum lagi rangka tiap bangku bus yang uzur, telah menunjukkan karatnya. Sehingga, wajar donk, apabila salah-salah duduk, bisa menyebabkan penumpang terkena penyakit tetanus akut. Yahh..sudah barang tentu disebabkan oleh karatan bus yang bertebaran dimana-mana. Yang lebih mengkhawatirkan lagi ada pada bagian luar belakang bus. Bayangkan kembali saudara! Sedari tadi bus ini berjalan, baik sedang menekan gas ataupun tidak, asap bus tetap bermekaran diluar sana. Mengepul berwarna hitam. Sehingga bayang-bayang kendaraan dibelakangnya pun tak tampak. Hmm…sungguh naas nian keadaan bus ini. Semoga setelah novel ini diterbitkan, pemerintah setempat kiranya dapat memperhatikan dan menanggulanginya..lohhh kok..
…brmmmm..brmmm…grekkk…nggerekkk...ceesshhhh…blepp..bleppp…blepp…
…..plluuuupp……
Suasana senyap…
“yahh..yahh…eta kumaha…” terdengar keluhan penumpang…
Apa yang aku khawatirkan…akhirnya terjadi juga !!!..